assalamualaikum Wr. Wb.
kali ini saya akan memberikan pendapat saya mengenai rokok, ini cuma pemikiran saya saja jadi mohon maaf apabila ada salah kata
saya dulu adalah seorang perokok dan saya sudah berhenti lama sekitar 5 tahunan, dalam selang 5 tahun itu saya hampir sama sekali gk pernah merokok lagi tapi akhir-akhir ini saya tertarik untuk merokok lagi.
saya berniat untuk merokok lagi dikarenakan banyak permasalahan hidup yang saya hadapi di tambah lagi tugas-tuga dan materi kuliah yang membuat saya setres maka saya melarikan diri saya dengan merokok.
saat pertama mau merokok lagi rasanya emang masih pahit dan gak enak, tapi setelam habis sekitar 4 batang saya mulai bisa menikmatinya lagi
tapi setelah saya rasa-rasakan ternyata waktu merokok membuat kepala saya agak pusing, pertama saya pikir lagi mungkin itu efek dari mentolnya.
tapi setelah saya renungkan kembali apa hubungannya mentol dengan itu, menurt pemikiran saya itu dikarenakan asap rokok yang saya hirup sampai paru-paru sehingga menghambat hemoglobin untuk mengikat oksigen, karena kandungan darah tidak mengandung banyak oksigen maka akan membuat pusing dikepala. itu saya dasari dari pemikiran saya kalau anda pusing itu dikarenakan adanya sumbatan di pembuluh dara sehingga otak kekurangan asupan darah yang membawa nutrisi-nutrisi
oleh karena itu sekarang saya pikir-pikir lagi kalau mau merokok, selain itu rokok juga disebut sebai sumber banyak penyakit, seperti kanker kuadrat(kanker x kantongkering)
saya juga berminat untuk berhenti karena waktu saya merokok lagi, sehabis main basket nafas saya berat banget tidak seperti biasanya
sekian dulu dari saya, maaf kalau geje karena saya masih belajar untuk menulis, saya sarankan bagi remaja ababil jaman sekarang untuk tidak merokok
merokok itu tidak membuat orang keren kok karena yang membuat orang terlihat keren itu tingkah lakunya
merokok itu juga akan membuat anada tampak lebih tua (bukan dewasa) karena yang biasanya merokok itu kan orang-orang yang sudah tua, apa anda mau dibilang sudah tua padahal anda ,asih remaja
Wednesday, April 18, 2012
Monday, April 16, 2012
SEJARAH SINGKAT KEMERDEKAAN INDONESIA
Sejarah Singkat
Kemerdekaan Indonesia
Pada tanggal 6
Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima Jepang oleh
Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang di seluruh
dunia. Sehari kemudian Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
BPUPKI, atau "Dokuritsu Junbi Cosakai", berganti nama menjadi PPKI
(Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau disebut juga Dokuritu Junbi
Inkai dalam bahasa Jepang, untuk lebih menegaskan keinginan dan tujuan mencapai
kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan
di atas Nagasaki sehingga menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat
dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan
kemerdekaannya.
Soekarno, Hatta
selaku pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI
diterbangkan ke Dalat, 250 km di sebelah timur laut Saigon, Vietnam untuk
bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang di
ambang kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Sementara
itu di Indonesia, pada tanggal 14 Agustus 1945, Sutan Syahrir telah mendengar
berita lewat radio bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang
bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk
kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang.
Pada tanggal 12
Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, mengatakan
kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera
memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dan proklamasi kemerdekaan dapat
dilaksanakan dalam beberapa hari, tergantung cara kerja PPKI.[1] Meskipun
demikian Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus.
Dua hari kemudian,
saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat, Sutan
Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena
menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang, karena Jepang
setiap saat sudah harus menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan
dalam kubu nasionalis, antara yang anti dan pro Jepang. Hatta menceritakan
kepada Syahrir tentang hasil pertemuan di Dalat. Soekarno belum yakin bahwa
Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan
pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika para
pejuang Indonesia belum siap. Soekarno mengingatkan Hatta bahwa Syahrir tidak
berhak memproklamasikan kemerdekaan karena itu adalah hak Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sementara itu Syahrir menganggap PPKI adalah
badan buatan Jepang dan proklamasi kemerdekaan oleh PPKI hanya merupakan
'hadiah' dari Jepang (sic).
Pada tanggal 14
Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang
masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan
kekuasaan di Indonesia ke tangan Sekutu. Sutan Sjahrir, Wikana, Darwis, dan
Chaerul Saleh mendengar kabar ini melalui radio BBC. Setelah mendengar
desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, golongan muda mendesak golongan tua
untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua tidak
ingin terburu-buru. Mereka tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada
saat proklamasi. Konsultasi pun dilakukan dalam bentuk rapat PPKI. Golongan
muda tidak menyetujui rapat itu, mengingat PPKI adalah sebuah badan yang
dibentuk oleh Jepang. Mereka menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa kita
sendiri, bukan pemberian Jepang.
Soekarno dan Hatta
mendatangi penguasa militer Jepang (Gunsei) untuk memperoleh konfirmasi di
kantornya di Koningsplein (Medan Merdeka). Tapi kantor tersebut kosong.
Soekarno dan Hatta
bersama Soebardjo kemudian ke kantor Bukanfu, Laksamana Muda Maeda, di Jalan
Medan Merdeka Utara (Rumah Maeda di Jl Imam Bonjol 1). Maeda menyambut
kedatangan mereka dengan ucapan selamat atas keberhasilan mereka di Dalat.
Sambil menjawab ia belum menerima konfirmasi serta masih menunggu instruksi
dari Tokyo. Sepulang dari Maeda, Soekarno dan Hatta segera mempersiapkan pertemuan
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada pukul 10 pagi 16 Agustus
keesokan harinya di kantor Jalan Pejambon No 2 guna membicarakan segala sesuatu
yang berhubungan dengan persiapan Proklamasi Kemerdekaan.
Sehari kemudian,
gejolak tekanan yang menghendaki pengambilalihan kekuasaan oleh Indonesia makin
memuncak dilancarkan para pemuda dari beberapa golongan. Rapat PPKI pada 16
Agustus pukul 10 pagi tidak dilaksanakan karena Soekarno dan Hatta tidak
muncul. Peserta rapat tidak tahu telah terjadi peristiwa Rengasdengklok.
: peristiwa
Rengasdengklok
Para pemuda pejuang,
termasuk Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana --yang konon kabarnya terbakar
gelora heroismenya setelah berdiskusi dengan Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka
--yang tergabung dalam gerakan bawah tanah kehilangan kesabaran, dan pada dini
hari tanggal 16 Agustus 1945. Bersama Shodanco Singgih, salah seorang anggota
PETA, dan pemuda lain, mereka membawa Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur
yang baru berusia 9 bulan) dan Hatta, ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal
sebagai peristiwa Rengasdengklok. Tujuannya adalah agar Ir. Soekarno dan Drs.
Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Di sini, mereka kembali meyakinkan
Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan
Jepang, apa pun risikonya.
Di Jakarta, golongan
muda, Wikana, dan golongan tua, yaitu Mr. Ahmad Soebardjo melakukan
perundingan. Mr. Ahmad Soebardjo menyetujui untuk memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia di Jakarta. maka diutuslah Yusuf Kunto untuk mengantar Ahmad
Soebardjo ke Rengasdengklok. Mereka menjemput Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta
kembali ke Jakarta. Mr. Ahmad Soebardjo berhasil meyakinkan para pemuda untuk
tidak terburu - buru memproklamasikan kemerdekaan. Setelah tiba di Jakarta, mereka
pulang kerumah masing-masing. Mengingat bahwa hotel Des Indes (sekarang
kompleks pertokoan di Harmoni) tidak dapat digunakan untuk pertemuan setelah
pukul 10 malam, maka tawaran Laksamana Muda Maeda untuk menggunakan rumahnya
(sekarang gedung museum perumusan teks proklamasi) sebagai tempat rapat PPKI
diterima oleh para tokoh Indonesia.
Pertemuan
Soekarno/Hatta dengan Jenderal Mayor Nishimura dan Laksamana Muda Maeda
Malam harinya,
Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta. Mayor Jenderal Moichiro Yamamoto, Kepala
Staf Tentara ke XVI (Angkatan Darat) yang menjadi Kepala pemerintahan militer
Jepang (Gunseikan) di Hindia Belanda tidak mau menerima Sukarno-Hatta yang
diantar oleh Maeda Tadashi dan memerintahkan agar Mayor Jenderal Otoshi
Nishimura, Kepala Departemen Urusan Umum pemerintahan militer Jepang, untuk
menerima kedatangan rombongan tersebut. Nishimura mengemukakan bahwa sejak
siang hari tanggal 16 Agustus 1945 telah diterima perintah dari Tokio bahwa
Jepang harus menjaga status quo, tidak dapat memberi ijin untuk mempersiapkan
proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebagaimana telah dijanjikan oleh Marsekal
Terauchi di Dalat, Vietnam. Soekarno dan Hatta menyesali keputusan itu dan
menyindir Nishimura apakah itu sikap seorang perwira yang bersemangat Bushido,
ingkar janji agar dikasihani oleh Sekutu. Akhirnya Sukarno-Hatta meminta agar
Nishimura jangan menghalangi kerja PPKI, mungkin dengan cara pura-pura tidak
tau. Melihat perdebatan yang panas itu Maeda dengan diam-diam meninggalkan
ruangan karena diperingatkan oleh Nishimura agar Maeda mematuhi perintah Tokio
dan dia mengetahui sebagai perwira penghubung Angkatan Laut (Kaigun) di daerah
Angkatan Darat (Rikugun) dia tidak punya wewenang memutuskan.
Setelah dari rumah
Nishimura, Sukarno-Hatta menuju rumah Laksamana Maeda (kini Jalan Imam Bonjol
No.1) diiringi oleh Myoshi guna melakukan rapat untuk menyiapkan teks
Proklamasi. Setelah menyapa Sukarno-Hatta yang ditinggalkan berdebat dengan
Nishimura, Maeda mengundurkan diri menuju kamar tidurnya. Penyusunan teks
Proklamasi dilakukan oleh Soekarno, M. Hatta, Achmad Soebardjo dan disaksikan
oleh Soekarni, B.M. Diah, Sudiro (Mbah) dan Sayuti Melik. Myoshi yang setengah
mabuk duduk di kursi belakang mendengarkan penyusunan teks tersebut tetapi
kemudian ada kalimat dari Shigetada Nishijima seolah-olah dia ikut mencampuri
penyusunan teks proklamasi dan menyarankan agar pemindahan kekuasaan itu hanya
berarti kekuasaan administratif. Tentang hal ini Bung Karno menegaskan bahwa
pemindahan kekuasaan itu berarti "transfer of power". Bung Hatta,
Subardjo, B.M Diah, Sukarni, Sudiro dan Sajuti Malik tidak ada yang membenarkan
klaim Nishijima tetapi di beberapa kalangan klaim Nishijima masih didengungkan.
Setelah konsep
selesai disepakati, Sajuti menyalin dan mengetik naskah tersebut menggunakan
mesin ketik yang diambil dari kantor perwakilan AL Jerman, milik Mayor (Laut)
Dr. Hermann Kandeler.[2] Pada awalnya pembacaan proklamasi akan dilakukan di
Lapangan Ikada, namun berhubung alasan keamanan dipindahkan ke kediaman Soekarno,
Jalan Pegangsaan Timur 56[3] (sekarang Jl. Proklamasi no. 1).
Detik-detik Pembacaan
Naskah Proklamasi
Naskah asli
proklamasi yang ditempatkan di Monumen Nasional
Perundingan antara
golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia berlangsung pukul 02.00 - 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis di
ruang makan di kediaman Soekarno, Jl. Pegangsaan Timur 56 Jakarta. Para
penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr.
Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di
ruang depan, hadir B.M Diah Sayuti Melik, Sukarni dan Soediro. Sukarni
mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno
dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks Proklamasi Indonesia itu
diketik oleh Sayuti melik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno,
Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar
Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan
proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian
bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh bu Fatmawati, dikibarkan, disusul
dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi,
pimpinan Barisan Pelopor.
Pada awalnya Trimurti
diminta untuk menaikkan bendera namun ia menolak dengan alasan pengerekan
bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh sebab itu ditunjuklah
Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh Soehoed untuk tugas
tersebut. Seorang pemudi muncul dari belakang membawa nampan berisi bendera
Merah Putih (Sang Saka Merah Putih), yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari
sebelumnya. Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya..
Sampai saat ini, bendera pusaka tersebut masih disimpan di Museum Tugu Monumen
Nasional.
Setelah upacara
selesai berlangsung, kurang lebih 100 orang anggota Barisan Pelopor yang
dipimpin S.Brata datang terburu-buru karena mereka tidak mengetahui perubahan
tempat mendadak dari Ikada ke Pegangsaan. Mereka menuntut Soekarno mengulang
pembacaan Proklamasi, namun ditolak. Akhirnya Hatta memberikan amanat singkat
kepada mereka.
Pada tanggal 18
Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengambil
keputusan, mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai dasar
negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai UUD 45. Dengan
demikian terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk
Republik (NKRI) dengan kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya
oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibentuk kemudian.
Setelah itu Soekarno
dan M.Hatta terpilih atas usul dari Oto Iskandardinata dan persetujuan dari
PPKI sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang pertama.
Presiden dan wakil presiden akan dibantu oleh sebuah Komite Nasional.
Isi Teks Proklamasi
Isi teks proklamasi
kemerdekaan yang singkat ini adalah:
Kami bangsa Indonesia
dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai
pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama
dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17
boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa
Indonesia.
Soekarno/Hatta
Di sini ditulis tahun
05 karena ini sesuai dengan tahun Jepang yang kala itu adalah tahun 2605.
Naskah Otentik
Bunyi Suara Bung
Karno sewaktu membacakan naskah proklamasi pada 17 Agustus 1945
Putar suara
Kesulitan memainkan
berkas media?
Teks diatas merupakan
hasil ketikan dari Sayuti Melik (atau Sajoeti Melik), salah seorang tokoh
pemuda yang ikut andil dalam persiapan proklamasi.
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia
dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal yang mengenai
pemindahan kekuasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan cara saksama
dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Jakarta, hari 17,
bulan 8, tahun 45
Saturday, April 14, 2012
TEH DALAM TEH
TEH . . .!
Seringkah anda melihat ayah, ibu, kakek, nenek
anda menyedu teh setiap hari, atau bahkan anda sendiri adalah seorang yang
sangat menyukai teh itu sendiri?. Kali ini saya akan membahas apa-apa saya yang
ada di pemikiran saya tentang teh.
Teh adalah minuman yang mengandung
kafein, sebuah infusi
yang dibuat dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau
tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman Camellia sinensis dengan air panas. Teh
yang berasal dari tanaman teh dibagi menjadi 4 kelompok:
1.
Teh putih
Teh yang dibuat dari pucuk daun yang tidak
mengalami proses oksidasi dan sewaktu belum dipetik dilindungi dari sinar
matahari untuk menghalangi pembentukan klorofil
2.
Teh
hijau
Daun teh yang dijadikan teh hijau
biasanya langsung diproses setelah dipetik. Setelah daun mengalami oksidasi
dalam jumlah minimal, proses oksidasi dihentikan dengan pemanasan. Teh yang
sudah dikeringkan bisa dijual dalam bentuk lembaran daun teh atau digulung
rapat berbentuk seperti bola-bola kecil (teh yang disebut gun powder).
3.
Oolong
Proses oksidasi dihentikan di tengah-tengah antara teh hijau dan
teh hitam yang biasanya memakan waktu 2-3 hari.
4.
The
Hitam
Daun teh dibiarkan teroksidasi secara penuh sekitar 2 minggu
hingga 1 bulan.
Lha itulah sebagian jenis teh yang ada
sekarang, setelah mengetahui jenis-jenisnya sekarang saya akan membahas tentang
manfaat dari teh itu sendiri. Manfaat teh antara lain adalah sebagai
antioksidan, memperbaiki sel-sel yang rusak, menghaluskan kulit, melangsingkan
tubuh, mencegah kanker, mencegah penyakit jantung,
mengurangi kolesterol dalam
darah, melancarkan sirkulasi darah. Maka, tidak heran bila minuman ini
disebut-sebut sebagai minuman kaya manfaat.
Selain mempunyai manfaat teh juga
mempunyai zat yang kurang baik, seperti kafein. Kafein pada teh (tehine)
dapat menyebabkan proses penyerapan makanan menjadi terhambat. Batas aman untuk
mengkonsumsi kafein dalam sehari adalah 750 mg/hari atau setara dengan 5
cangkir teh berukuran 200 ml. tapi bagi sebagian orang kafein sebenernya
diperlukan lho, karena kafein dapat mata melek
dan untuk yang terakhir pemikiran saya tentang teh adalah hal-hal yang kurang baik dilakukan saat menyedu teh :
dan untuk yang terakhir pemikiran saya tentang teh adalah hal-hal yang kurang baik dilakukan saat menyedu teh :
1.
Jangan minum teh saat atau sesudah makan kerena
zat yang terkandung dalam makanan dapat dicuri oleh zat stimulan teh.
2.
Jangan minum teh saat perut kosong sebab dapat
meningkatkan produksi asam lambung.
3.
Hindari minum teh dicampur dengan gula karena menyebabkan zat-zat yang dikandungnya menjadi
berkurang.
4.
Jangan minum teh yang sudah semalaman karena
sudah banyak zat nya yang teroksidasi dan basi sehingga berdampak tidak baik
untuk tubuh.
5.
Hindari minum teh saat hamil dan menyusui.
Karena kafein dan zat stimulan pada teh bisa merangsang kontraksi rahim. Selain
itu untuk ibu menyusui akan mengganggu produksi kelenjar penghasil susu ibu
atau ASI.
6.
Jangan menyelupkan kantong teh lebih dari 3-5
menit karena , di dalam kantong teh terdapad kandungan klorin sehingga klorin
akan ikut larut dalam teh. Dan banyak khasiat teh yang tertinggal dalam minuman
teh.
STATISTIKA DALAM AGAMA ISLAM
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Begitu
banyak keistimewaan yang terkandung dalam kitab suci Al-Qur'an. Selain
mengandung catatan kebenaran masa lalu dan yang akan datang Al-Qur'an juga menyimpan
keajaib keajaiban lain.
Satu catatan kajian yang dilakukan oleh seorang cendekiawan Islam dari Ikhwanul Muslimin, Dr. Tariq Al-Suwaidan, didapati bahwa terdapat beberapa "keajaiban" statistik di dalam Al-Quranul Karim. "Keajaiban" itu adalah terkait dengan keseimbangan antara perkataan dan bilangan.
Contohnya begini, "dunia" kebalikannya adalah "akhirat". Nah ternyata, di dalam al-Qur'an jumlah kata "dunia" dan "akhirat" itu sama persis, yakni 115.
Satu catatan kajian yang dilakukan oleh seorang cendekiawan Islam dari Ikhwanul Muslimin, Dr. Tariq Al-Suwaidan, didapati bahwa terdapat beberapa "keajaiban" statistik di dalam Al-Quranul Karim. "Keajaiban" itu adalah terkait dengan keseimbangan antara perkataan dan bilangan.
Contohnya begini, "dunia" kebalikannya adalah "akhirat". Nah ternyata, di dalam al-Qur'an jumlah kata "dunia" dan "akhirat" itu sama persis, yakni 115.
Pada
jurusan satistika diajarkan bahawa untuk mengambil suatu keputusan diperlukan
ketelitian dan suatu kebenaran untuk mengungkapkan, didalam agama islam
menyatakan kebenaran adalah hukumnya wajib,namun dimasa yang seperti ini
kebenaran bukanlah suatu yang harus diungkapkan dan bahkan adanya kebohongan.
Membenahi
akhlaq para ilmuan-ilmuan dalam meramalkan tentang hasil penelitiannya adalah
sesuatu yang harus dilaksanakan,sebagai satistikawan harus memberikan hasil
yang benar dan sesuai dengan penelitian.
2.
TUJUAN
Untuk membentuk statistikawan
yang berakhlaqul karimah dalam menyampaikan kebenaran terhadap data yang
diperoleh.
3.
MASALAH
keseimbangan
antara kenyataan dan bilangan,
BAB II
PEMBAHASAN
A.
FUNGSI DAN KEGUNAAN STATISTIKA
1.
Fungsi Statistik.
Secara
singkat dapat dikemukakan bahwa Statistik sebagai ilmu pengetahuan pada
dasarnya berfungsi sebagai ALAT BANTU. Misalnya: (a) Sebagai alat bantu untuk
meringkas laporan, baik laporan administratip maupun laporan hasil penelitian
ilmiah, yang berupa atau terdiri dari angka-angka atau bilangan-bilangan; (b)
Sebagai alat bantu di dalam menyusun perencanaan, terutama perencanaan yang
memerlukan bahan-bahan keterangan yang berupa angka-angka; (c) Sebagai alat
bantu di dalam mengadakan evaluasi atau penilaian terhadap suatu gejala,
peristiwa atau keadaan, dan lain sebagainya.
2.
Kegunaan Statistik.
Di
antara kegunaan Statistik sebagai ilmu pengetahuan adalah: (a) Untuk
menggambarkan keadaan, baik secara umum amupun secara khusus; (b) Untuk
memperoleh gambaran tentang perkembangan (pasang-surut) dari waktu ke waktu;
(c) Untuk mengetahui permandingan (membandingkan) antara gejala yang satu
dengan gejala yang lain; (dalam) Untuk menilai keadaan dengan jalan menguji
perbedaan antara gejala yang satu dengan gejala yang lain; (e) Untuk menilai
keadaan dengan jalan mencari hubungan antara gejala yang satu dengan gejala
yang lain; (f) Untuk menjadi dasar atau pedoman, baik di dalam menarik
kesimpulan, mengambil keputusan, serta memperkirakan terjadinya sesuatu hal
atas dasar bahan-bahan keterangan (data) yang telah berhasil dihimpun, dan lain
sebagainya.
B.
STATISTIKAWAN
Statistikawan
menurut pandangan islam sehanrusnya meniru dari Sifat-sifat para rasul
Allah SWT
1 Fathonah / Fathanah / Fatonah
Fathonah adalah cerdas, pandai atau pintar. Cerdas dalam menghitung data, dikatakan cerdas yakni dibutuhkan ketrelitian dalam menghitung,dan juga kesabaran dalam mengolah data.
Fathonah adalah cerdas, pandai atau pintar. Cerdas dalam menghitung data, dikatakan cerdas yakni dibutuhkan ketrelitian dalam menghitung,dan juga kesabaran dalam mengolah data.
2.Siddiq / siddik / sidiq / sidik
Siddiq berarti benar dalam perkataan dan perbuatan. Sebagai seorang statistikawan dituntut untuk melakukan serangkaian penelitian dari awal pengambilaan data,pengolahan data sampai penetapan keputusan secara benar sehingga akan menghasilkan keputusan atau kesimpulan.
Siddiq berarti benar dalam perkataan dan perbuatan. Sebagai seorang statistikawan dituntut untuk melakukan serangkaian penelitian dari awal pengambilaan data,pengolahan data sampai penetapan keputusan secara benar sehingga akan menghasilkan keputusan atau kesimpulan.
3.Amanah / Amanat
Amanah artinya terpercaya atau dapat dipercaya.
Amanah artinya terpercaya atau dapat dipercaya.
Menyampaikan hasil yang diperoleh harus dengan benar agar tidak menimbulkan kerugian
bagi pihak lain,sehingga para penyampai
akan dapat dipercaya.
4.Tabligh / Tablik / Tablig
Tabligh adalah menyampaikan wahtu atau risalah dari Allah SWT kepada orang lain. Dalam statistika penyampaian kesimpulan atau disebut juga dengan interpretasi harus disampaikan kepada masyarakat, khususnya bagi yang membutuhkan. Informas tersebut tidak boleh disembunyikan.
Tabligh adalah menyampaikan wahtu atau risalah dari Allah SWT kepada orang lain. Dalam statistika penyampaian kesimpulan atau disebut juga dengan interpretasi harus disampaikan kepada masyarakat, khususnya bagi yang membutuhkan. Informas tersebut tidak boleh disembunyikan.
C. STATISTIKA DAN ISLAM
Sebagai
seorang statiskawan kita dituntut untuk
melakukan pengolahan data seperti
pengujian hipotesis dan peramalan sehinggga dapat menghasilakn suatu
kesimpulan, dan dalam pengambilan kesimpulan tersebut harus dilakukan dengan
benar sehingga kesimpulan tersebut bisa dipertanggungjawabkan kebenaranya.
Dalam ilmu
statistika agama menjadi pondasi utama dimana kebenaran pengambilan data tanpa ada data yang
tidak sesuai atau manipulasi data,ini merupakan tingkat kebohongan yang dapat
merugikan orang lain,padahal di agama islam tidak dibenarkan untuk melakukan
kebohongan apalagi sampai merugikan orang lain.
Kejujuran dalam pengambilan
keputusan juga tertuang pada ayat al-Quran. Pertama, Jujur dalam kehidupan
sehari-hari; merupakan anjuran dari Allah dan Rasulnya. Banyak ayat Al Qur'an
menerangkan kedudukan orang-orang jujur antara lain:
إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ
يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتَّى يُكْتَبَ صِدِّيقًا
وَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى
النَّارِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكْتَبَ كَذَّابًا
“Sesungguhnya kejujuran itu akan membimbing pada kebaikan.
Dan kebaikan itu akan membimbing ke surga. Seseorang yang senantiasa berlaku
jujur maka ia akan dicatat sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya dusta itu
akan mengantarkan pada kejahatan. Dan sesungguhnya kejahatan itu akan
menggiring ke neraka. Seseorang yang memelihara kedustaan, maka ia akan dicatat
sebagai pendusta.”(HR. Muslim)
Allah SWT mengabadikan kemuliaan orang-orang yang benar dan
jujur dalam beberapa firman-Nya.
قَالَ اللّهُ هَذَا
يَوْمُ يَنفَعُ الصَّادِقِينَ صِدْقُهُمْ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا
الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَّضِيَ اللّهُ عَنْهُمْ وَرَضُواْ عَنْهُ
ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ {119}
Allah berfirman: "Ini
adalah suatu hari yang bermanfa'at bagi orang-orang yang benar kebenaran
mereka. Bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal
di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha terhadapNya [457]. Itulah keberuntungan
yang paling besar". [457]. Maksudnya: Allah meridhai segala perbuatan-perbuatan
mereka, dan merekapun merasa puas terhadap ni'mat yang telah dicurahkan Allah
kepada mereka.
Begitu
juga secara gamblang Rasulullah menyatakan dengan sabdanya: "Wajib atas
kalian untuk jujur, sebab jujur itu akan membawa kebaikan, dan kebaikan akan menunjukkan
jalan ke sorga, begitu pula seseorang senantiasa jujur dan memperhatikan
kejujuran, sehingga akan termaktub di sisi Allah atas kejujurannya. Sebaliknya,
janganlah berdusta, sebab dusta akan mengarah pada kejahatan, dan kejahatan
akan membewa ke neraka, seseorang yang senantiasa berdusta, dan memperhatikan
kedustaannya, sehingga tercatat di sisi Allah sebagai pendusta" (HR. Bukhari-Muslim
dari Ibnu Mas'ud)
Kedua,
kejujuran dan kebohongan dalam kehidupan politik; ada hadits yang menyatakan
dengan tegas bahwa Rasulullah bersabda: "Ada tiga kriteria manusia yang
tidak dilihat dan disucikan Allah swt. di hari akherat bahkan bagi mereka adzab
yang pedih adalah: Orang sudah tua yang berzina, Pemimpin yang berdusta, dan
Orang sombong.
BAB II
PENUTUP
Dari pembahasan yang telah di
berikan dapat disimpulkan bahwa
1.
Menjadi statistikawan diperlukan pemikiran yang
baik untuk menghitung dan mengolah data
sesuai dengan agama islam.
2.
Pengambilan kesimpulan sesuai dengan etika
statistik dan menurut kegunaan serta fungsi statistik.
3.
Menyampaikan hasil dari analisis data haruslah
sesuai dengan kenyataan,dan tidak melebih-lebihkan atau mengurangi (keakuratan
data).
4.
Sesuai dengan agama islam, seorang statistikawan
harus mempunyai sifat-sifat seperti sidiq tabligh,amanah dan fathonah. Sehingga
dapat memberikan informasi yang benar
dan dapat berguna bagi masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Subscribe to:
Posts (Atom)